Cerpen romantis CALON MENANTU IDAMAN

"Pokoknya dalam waktu satu minggu, aku harus bisa masak jengkol.” Iyut mengepalkan tangan seraya menatap wajan di atas kompor.

Sebenarnya Iyut tak tahu harus memulai dari mana. Dari dulu, wanita itu tidak pernah suka kegiatan memasak. Anak kos itu bertekat belajar karena ingin mengambil hati Juleha, calon ibu mertuanya. 

Iyut bersikeras menguasai resep jengkol balado, makanan favorit Juleha. Dua jam berkutat di dapur, masakan itu pun selesai. Dia mencicipi satu gigitan.

“Ya Allah, keras amat nih jengkol,” gerutunya.

Iyut bertanya pada tetangganya. Kira-kira apa yang salah? 

“Jengkolnya direbus dulu, Yut. Kalo nggak direbus, ya memang keras.” Gadis itu manggut-manggut mendengar penjelasan si tetangga.

Keesokan harinya, dia memasak jengkol sesuai anjuran tetangganya. Saat membuka dandang, dia terkejut melihat air rebusan yang menghitam. Iyut merebus jengkol tanpa mengupas kulit luarnya.

Setelah berkali-kali gagal, akhirnya gadis itu berhasil membuat jengkol balado yang enak. Sekarang dia siap menghadapi calon ibu mertua. Minggu siang, dia dijemput Jumari, pacarnya, untuk dikenalkan pada Juleha. Dia membawa jengkol balado buatannya sebagai buah tangan.

Saat tiba di rumah Jumari, Juleha sedang memasak di dapur, sedangkan suaminya sebentar lagi pulang dari ladang. Dia senang sekali dibawakan makanan favorit.

“Wah, kamu tuh udah cantik, pinter masak, lagi. Bener-bener mantu idaman,” puji Juleha. Yang dipuji langsung tersenyum bangga.

Jumari sengaja meninggalkan kedua wanita itu dengan maksud agar mereka bisa lebih akrab. Iyut benar-benar kikuk menghadapi Juleha sendirian. Mau tak mau, dia pun mulai berbasa-basi.

“Masak apa, Bu?”

“Mau masak rendang,” jawab Juleha sambil mengupas lengkuas.

“Mau dibantuin apa, nih?”

Iyut berharap Juleha hanya menyuruh memetik tangkai cabai, atau mengupas bawang merah dan bawang putih. Masak jengkol saja rumit, apalagi rendang.

“Tolong cuciin dagingnya, ya. Itu dagingnya dalem baskom deket wastafel.”

Iyut segera menuju wastafel. Dia berusaha mencuci daging tersebut hingga benar-benar bersih. Saat sedang mencuci, Jumari datang memanggilnya.

“Dek, itu Bapak udah pulang dari ladang. Yuk, disalamin dulu,” ucap Jumari.

“Tapi ini dagingnya belum dibilas,” jawab Iyut.

“Udah, tinggal aja. Biar Ibu yang nerusin,” ujar Juleha.

Jumari dan Iyut segera ke ruang tamu. Juleha cepat-cepat menyelesaikan racikan bumbu, lalu menuju wastafel. Beberapa detik kemudian, wanita itu mencakari dinding dengan gemas begitu melihat daging yang berbusa-busa dan beraroma Sunlight jeruk nipis.


BACA JUGA : 

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama