Video Di Ponsel Putriku cerpen fiksi

Bab 1

     Hari menjelang malam, Mas Ibnu belum juga Pulang dari kantor. Lama sekali pulangnya. Padahal jadwal pulangnya adalah siang.

      Kuambil handphone dan mencoba menghubunginya.

      Huuh, tidak bisa dihubungi. Ada apa dengan Mas Ibnu? Kenapa tidak bilang-bilang kalau pulang larut malam.  

     "Ma, kenapa Papa belum pulang?" Tanya Nayla, putriku.

     Wajahnya terlihat murung. Aku sedikit khawatir. Sudah beberapa hari ini ia terlihat berbeda. Ada apa dengan Putri semata wayangku?

     "Entahlah, Nak. Mungkin karena urusan pekerjaan." Jawabku.

     "Pekerjaan sih pekerjaan, Mah. Tapi ini sudah keseringan. Hmm,  Mama tidak curiga kalau Papa kemana-mana?" Tanya Nayla tiba-tiba. Namun nadanya pelan seolah minta aku mengerti..

     Aku mengernyitkan dahi.

     "Maksudnya?"

     "Hmm... Maaf, Ma. Mmm..."

      Kulihat raut wajahnya ragu untuk meneruskan ucapan.

     "Ada apa, Nak? Katakan saja sama Mama, tidak usah ragu," ucapku membelai rambut panjang sebahu miliknya.

     "Ma," wajah Nayla semakin membuatku bertanya-tanya. Aku duduk di sampingnya.

     "Ma, sebenarnya aku mempunyai sesuatu yang rahasia. Tapi janji ya, Ma, jangan marah ataupun emosi. Mama yang sabar,"

     Kuperhatikan wajah remaja enam belas tahun tersebut seperti menanggung beban.

     "Mudah-mudahan Mama tidak akan marah dan juga tidak akan emosi. Kalau ada masalah ceritain sama Mama," aku membimbing Nayla untuk duduk.

     Nayla duduk dengan lesu yang bertambah-tambah. Aku semakin khawatir dibuatnya.

     "Ma, sebenarnya, beberapa hari yang lalu, Nayla.. Nayla ..."

     Beberapa bulir airmata Nayla menetes di pipinya. 

     Aku terenyuh.

     "Ayo, cerita saja, Nak. Mama akan mendengarkan,"

      "Sebentar,"

      Nayla melepaskan diri dari pelukan ku selalu meraih ponselnya. Mengutak-atik benda pipih tersebut, lalu menyodorkannya padaku.

     "Ma, lihatlah video itu!" Nayla menyodorkan video tersebut dengan linangan air mata.

     Aku mengarahkan pandangan ke layar ponsel yang ia sodorkan. 

     Aku gosok-gosok kedua mataku. Memastikan kalau aku tidak salah lihat. 

     Astaga ...

     Ini benar-benar Mas Ibnu. Terlihat dengan jelas Mas Ibnu tengah menggandeng wanita cantik masuk ke mobil yang baru saja di belikan Papaku bulan lalu. Tidak lupa Mas Ibnu mengecup kening perempuan tersebut dengan mesranya. Darahku seketika mendidih. Ya Tuhan, siapa sebenarnya wanita itu?

     Tidak lupa Mas Ibnu membukakan pintu mobil untuk wanita tersebut. Sebegitu perhatiannya dia? Padahal aku saja tidak pernah dia perlakukan seperti itu. 

     Ya, selama ini Mas Ibnu terus saja mengeluh. Katanya ia malu selalu bolak-balik kantor dengan mobil bekas Papa. Mobil itu memang pemberian Papa beberapa tahun belakangan.

     Karena terus mendengar keluhan Mas Ibnu, Papa membelikan mobil baru untuk kami.

     Namun aku tidak menyangka sama-sekali, jika mobil itu akan dipakai oleh Mas Ibnu untuk memanjakan wanita lain.

     Apakah Mas Ibnu punya hubungan spesial terhadap  wanita yang tengah bersamanya di video ini? 

     "Siapa yang mengirimkanmu video ini padamu, Nayla?" Aku bertanya.

     "Nayla yang mengambilnya sendiri, Ma," jawab Nayla lesu.

     Hatiku menerka-nerka, mungkin inilah yang membuat Nayla, putriku selalu murung beberapa hari belakangan ini.

     "Waktu itu aku tengah berencana berkunjung ke rumah teman. Di tengah perjalanan aku melihat kejadian itu. Itu Papa baru saja keluar dari kafe, Ma," lanjut  Nayla sambil sesekali menyeka air matanya.

     "Nayla kecewa sama Papa, Ma. Selama ini Papa adalah sosok yang sangat Nayla kagumi, Papa adalah Sosok yang Nayla segani. Tapi ... tapi Nayla tidak menyangka Papa akan berbuat sebegini mengecewakan. Nayla tidak menyangka, Ma. Wanita cantik itu pasti pacar Papa," isak Nayla.

     Hati ini terasa sakit melihat keadaan Nayla. Nayla adalah putri tunggalku. Aku mencoba untuk menenangkan hatinya. Aku tahu dia sangat kecewa. Tapi aku tidak ingin membuat Naylaku karut dalam kesedihan. Aku adalah mamanya, aku tetap ingin membuatnya tersenyum.

     Sedangkan Mas Ibnu, akan kusiapkan sebuah rencana untuknya. Dia harus merasakan akibatnya telah berani menyakiti hatiku dan juga putriku.

Bersambung... 

BACA JUGA : 

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama