MAMA, IZINKAN AKU BERHIJAB

 #Cerpen

"Enggak bisa gitu dong, Ma" teriakku pada mama yang masih sibuk membongkar isi lemariku.

"Apanya?" jawab mama cuek,

" Mama gak bisa ngelarang Muna kayak gini, Muna udah gede, mah" ucapku frustasi.

Mama tak lagi menanggapiku yang terus mencak-mencak di lantai, merayap di dinding dan guling-guling di kasur. Tega!

Wanita cantik yang kadang menyebalkan itu melenggang ke luar dari kamarku setelah berhasil memporak-porandakan isi lemariku dan menyita seluruh aset berhargaku.

"Kamu beresin, tuh. Awas, kalau gak kamu kerjain. Mama coret kamu dari KK" ancam mama sebelum benar-benar menghilang di balik pintu.

Huufftt

Kuhembuskan napas, pasrah. Tega bener mama mendzolimi anaknya yang lucu ini. Awas aja, akan aku aduin ke papa. Tekadku dalam hati

***

POSTINGAN POPULER:

Sore harinya, kulihat papa pulang kerja dengan wajah lelah, seperti kertas gorengan yang udah diremas-remas.

Ah, jadi gak tega.

Tapi, tapi, aku gak boleh goyah. Papa harus tau kalau mama memperlakukan aku dengan semena-mena. Ya, harus!

"Pah, baru pulang? Capek, ya?" ucapku basa-basi yang basi

"Kenapa, Muna? Mau ngadu kalau mama menyita semua jilbab-jilbab kamu dan ngelarang kamu untuk memakainya?!" lho, papa kok udah tau, sih. Pasti mama yang udah ngadu, nih. Dasar, curang!

"Iya, pah. Pokoknya Muna gak terima diperlakukan tidak adil seperti ini. Muna udah dewasa, pah. Dan, bisa ngatur hidup Muna sendiri. Ini namanya pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kebebasan umat beragama. Pokoknya Muna mau minggat. Merdeka!!" ucapku berapi-api dan langsung disambut sebuah jeweran di telinga. Duh, mama lagi.

"Sini dulu, anak papa yang lucu" papa menepuk kursi di sebelahnya.

'Tuh, kan. Papa pasti mau belain aku' batinku tersenyum bangga

Papa menarik napas dalam-dalam, kemudian dihembuskan perlahan. Tarik napas--hembuskan. Kayak orang mau lahiran aja, hm.

"Anakku yang lucu. Papa bangga kamu taat beragama, tapi...." papa membelai puncak kepalaku.

"Tapi apa lagi, pah? Pokonya Muna mau pakai hijab. Titik!!" aku ngotot

"Wahai, anakku. MUNANDAR BIN ABDULLAH, kamu itu laki-laki. Tidak ada laki-laki yang berhijab. Mau nambah dosa orang tua, kamu?!" Hardiknya yang membuat nyaliku ciut. Duh, gawat.

"Masuk kamar, sekarang. Dan jangan ada lagi drama-drama perhijab-an ini. Awas kamu" ucap papa dengan sorot mata penuh amarah.

Aku kalah, dengan gontai melangkah ke kamar. Sedangkan, mama. Menampakkan senyum kemenangan. Dahlah, payah.

.

.

.

#terimakasih sudah membaca. Salam hangat, Munandar

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama