MERETAS WA KAPOLRES

#cerpen

Sepulang dari shalat subuh, aku menemukan selembar kertas bertulisan tangan di balik pintu. Aku kenal betul siapa yang  punya tulisan  ini. Dialah pamanku seorang intelejen negara senior yang sudah lama berkecimpung di Badan Intelejen.

“Jika ingin selamat, kau harus segera bersembunyi sejauh mungkin. Tolong bakar kertas ini”
Tulisan itulah yang menyebabkan aku sudah dua hari berada  di hutan ini.
Dari kejauhan aku mendengar gonggongan anjing polisi. Sepertinya keberadaan ku sudah terlacak. Aku melihat sebuah alur kecil. Aku mencoba menghilangkan jejak dengan  menyusuri alur kecil itu.  Berjalan sejauh mungkin. Pasti anjing pelacak akan kehilangan jejak langkahku.
Setelah merasa cukup jauh. Aku lalu memanjat sebuah pohon raksasa. Aku memanjat setinggi mungkin. Dari kejauhan kulihat sekelompok polisi lengkap dengan senjata laras panjang dan anjing pelacak lagi menuju kearahku.

Sumber gambar

“Kenapa mereka masih bisa menemukanku?”. Pikirku keheranan.
Klo dari jejak dan penciuman anjing pelacak gak mungkin bisa menemukan jejakku. Sebab air tidak bisa meninggalkan bekas.

Tiba-tiba aku teringat HP androidku. Aku yakin polisi berhasil mengetahui posisiku lewat kode Imei  yang ada di HP androitku. Bukan kah kode Imei yang ada disetiap HP androit itu terdaftar?
Aku mulai berpikir keras untuk merusak sistem GPS yang dimiliki polisi. Tiba-tiba aku melihat seekor babi terjepit di bawah pohon. Babi itu dalam keadaan sekarat karena badannya terjerat oleh sebuah pohon tumbang. Akal muslihatkupun berjalan lancar. HP androit milikku kumasukkan kesebuah kantong palstik hitam. Kemudian kantong plastik itu ku ikat dileher babi.
Aku menunggu waktu yang tepat. Hingga polisi semakin mendekati posisiku.  Kemudian  aku langsung melepas kayu yang menjepit badan babi. Dengan spontan babi berlari kencang masuk hutan.
Alhamdulilah, rencanaku berjalan lancar. Tiba-tiba saja polisi berbalik arah dari ku. Sepertinya perangkat androitku yang terikat dileher babi mengacaukan target pelacakan. Pasti sitim GPS mereka mengarahkan ke posisi babi.
Aku kembali naik pohon raksasa yang ada disampingku. Hatiku benar-benar puas. Dari kejauhan ku lihat rombongan polisi itu makin kocar kacir. Mereka pasti terkejut dengan posisiku yang cepat sekali berubah. Kemana babi lari, disanalah aku berada. Selamat mengejar posisi palsu!
****
Aku masih penasaran, kenapa polisi ingin menangkapku. Setahuku, Aku tak pernah bermasalah dengan hukum. Aku bukan penjahat. Aku bukan pembunuh. Aku tidak pernah terlibat dengan kasus kriminal apapun.
Setelah magrib tiba, aku mencoba menyusuri alur kecil yang mengarah ke  Alue Jaba. Alue Jaba adalah sebuah desa kecil yang berada dipinggir hutan. Dulu sebelum aku pindah tempat ngajar, aku sering bermain ke desa ini.  Sehingga desa ini tidak asing lagi bagiku. Sekitar jam 9.00 malam aku berhasil tiba didesa ini. Dengan sangat hati-hati aku memasuki sebuah  masjid kecil untuk menunaikan shalat isya.
Aku berencana menuju Kota. Selain mencari makanan, aku juga ingin  menjumpai pamanku yang kebetulan sebagai penjual nasi di jalan perdagangan. Tapi dengan apa aku harus pergi? Jauh desa Alue Jaba dengan Kota hampir sepuluh kilo meter.
Tiba-tiba di ujung jembatan tak jauh dari tempat aku berdiri kulihat seorang mantan siswaku sedang mengenkol sepeda motor matic. Aku segera medekati.
“Antarkan bapak ke kota”, perintah ku padanya.
“Huh,,,kok bapak ada disini?” tanyanya kaget.
Aku segera mengambil alih sepeda motor. Setelah beberapa kali ngengkol, akhirnya sepeda motor matic itu hidup juga.
“Naik”, Perintahku lagi.
Sepeda motor segera ku pacu kencang ke arah kota, tak ada dialog sepatah katapun. Aku sengaja menutup wajahku dengan helm. Setengah jam kemudiam  aku tiba di depan warung nasi paman.
Aku segera menuju dapur. Namun pamanku tidak terlihat. Beberapa pekerja warungpun tidak tau dimana pamanku berada. Sudah dua hari paman tidak ke warung. Setelah makan nasi sepuasnya aku segera keluar. Aku menuju kesebuah toko penjualan HP. Aku membeli sebuah HP android merk Realme tipe 6 Pro.
*****

Aku menuju Masjid Baiturrahim, Gampong Haji. Masjid yang paling terdekat dengan kantor polisi, Polres Kota Sabang. Disana aku mencoba mencari informasi tetang diriku sendiri. Apa hal membuat aku di buru polisi.
Jam Skmei digital milikku menunjukkan pukul 02.00 tengah malam. Inilah waktu yang tepat untuk menghacker pikirku. Segala ilmu retas meretas yang pernah aku pelajari secara otoridak benar-benar ku praktekkan malam itu. Dengan berbekalan HP android realme, aku berhasil masuk kesitus data base milik Polres Sabang. Dengan menggunakan serangan SQL Injection, aku mengobrak-ngabrik semua data yang ada disever utama. Tapi aku sama sekali tidak menemukan namaku di data base polisi, kecuali berkas perpanjangan SIM A dan C ku beberapa bulan yang lalu.
Aku tak hilang akal. Aku mencoba bertamu ke WA Kapolres Sabang. Aku berpikir, pasti semua perintah penangkapan siapapun di Wilayah Sabang ada pemberitahuan ke Kapolres. Ya, paling kurang pemberitahuan lewat jejaring WA.
Untuk mengakses ke Akun WA target memang tidak mudah. Paling kurang membutuhkan waktu tujuh tahun lamanya. Jadi aku gak mungkin melakukan itu. Akal pikiran cermerlangku bekerja cepat. Tiba-tiba aku teringat sistem keamanan orang tua yang disediakan google untuk memantau aktivitas android anak-anak di bawah umur.

Caranya sangat mudah yaitu dengan mengaktifkan email yang sama ke HP android target. Aku mengirimkan sebuah link palsu ke WA kapolres Sabang.
Untuk menghindari kecurigaan, aku membuat link berbentuk sebuah berita kriminalitas yang seolah-olah baru terjadi beberapa hari yang lalu. Bila target membuka link itu, maka secara otomatis email kiriman akan aktif dan sebuah aplikasi siluman akan terinstal  tanpa disadari oleh pemilik HP.
Semuanya berjalan lancar. Hanya dalam hitungan  menit,  notifikasi pemberitahuan berbunyi di HP ku. Aku segera membuka pengaturan akun  untuk memastikan kalau email siluman yang aku kirim benar-benar telah aktif.
Aku membuka Aplikasi Cari Perangkat. Aku berhasil melacak posisi Kapolres sabang dengat akurat. Dia berada disebuah kafe di daerah Banda Aceh.
Langkah selanjutnya aku mulai membuka aplikasi “Peek”. Aplikasikasi ini berguna untuk mengintip HP orang lain yang dijadikan target. Biasanya aplikasi ini digunakan oleh orangtua untuk memantau aktivitas anaknya dalam menggunakan android.
Penggunaan Aplikasi ini sangat simple. Aku hanya memerlukan persetujuan dari penerima atau bisa diaktifkan dengan memasang akun email yang sama ke HP target. Semua nya sudah aku miliki.
Bersambung.....

Sabang, 21 November 2020
(Enzus Bukan Teroris)
Penulis: Enzuharisman

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama