Kubawa Cintaku Dalam Diam

 #cerpen

By. Lena Srgh

Plak

"Kita putus! "

Ku usap pipiku yang terasa perih, gigiku gemeretak menahan rasa malu dan marah. Dengan santainya Selyn dan genknya melenggang di Koridor sekolah, setelah tangannya mampir di wajahku. 

"Begh, putus pulak kau Leon sama primadona sekolah itu". Ucap Willy si anak batak itu cengengesan. 

" Bodo! Kalau saja dia bukan cewek, dah habis kuhajar sampe babak belur. " Gumamku menahan geram. 

"Makanya bro, jadi cowok jangan playboy. Semua cewek cantik di sekolah ini lu embat, akhirnya dapat karma kan? " Ardi ikut menimpali. 

Ku lirik Nina yang duduk dua baris di depanku, segera dia menundukkan wajahnya saat kami bertatapan. 

Leon, Ardi, Willy dan Dino, habis mata pelajaran Bapak, kalian menghadap bapak kepala sekolah ya! Titah Pak

POSTINGAN POPULER:

 Wirya wali kelas kami, saat memasuki kelas. 

Kami berempat hanya mengangguk. 

"Sial! " Umpatku. 

"Et dah, kena dampar lagi nich. " Ujar Dino dibelakang. 

"Yaelah, udah biasa kali, " Seru Ardi

"Hey! Kalian jangan berisik, " Tegur Pak Wirya. 

***

Kami berempat memasuki kantor bapak kepala sekolah yang kumisnya seperti Pak raden itu. Sudah menjadi langganan buat kami berempat masuk keruangan ini, mungkin bapak kepala sekolah sudah bosen melihat wajah kami yang ganteng ini, ehmm. 

Gubrak! Pukulan meja mengagetkan ku. 

"Entah hukuman apa lagi yang pantas bapak berikan pada kalian berempat, hampir tiap minggu kalian dipanggil keruangan ini. Kalau bukan karena bolos, kedapatan merokok di kantin, ngejahilin murid dan guru, sampai tawuran. 

Apa tidak kasihan sama orang tua kalian karena sering dipanggil, bukan karena prestasi melainkan teguran dan surat skorsing. " Dengan wajah garang bapak itu menatap kami. 

"Maaf Pak, kami nggak akan mengulanginya lagi, kami janji Pak, " Dengan wajah memelas Ardi menangkupkan kedua tangannya didada. 

Setelah panjang lebar kami dinasehati bapak kepala sekolah, akhirnya kami keluar dari ruangan sidang itu. Saat keluar dari ruangan kepala sekolah, aku berpapasan dengan Nina bintang kelas bermata indah, dia segera menundukkan wajahnya seperti biasa. 

Ah, hanya padanya aku nggak bisa mengungkapkan perasaanku seperti kepada cewek-cewek cantik disekolah ini. 

Aku tahu Nina juga menyimpan perasaan yang sama denganku, karena sering ku pergoki dia diam-diam memperhatikanku. 

Aku melirik seorang cewek yang duduk dikursi pojok kantin sekolah, dia sedang asyik menyantap bakso, "Nina" gumamku lirih. 

"Boleh duduk disini? " Tanyaku setelah memesan bakso sama mang Usman. 

"Ya, bolehlah, inikan kantin sekolah fasilitas umum," Jawabnya mengerjapkan mata indahnya. 

" Ehm," Aku menggaruk kepalaku yang tak terasa gatal. 

"Bakso," Tawarku saat mang Usman meletakkan semangkok bakso di atas meja. 

"Udah, makasih." Jawabnya sambil mengaduk orange juice pakai sedotan. 

"Dipanggil kepsek lagi ya?"

"Ho... Oh," Aku mengangguk karena lagi mengunyah bakso. 

"Nggak bosen apa? Diceramahin terus sama pak kepsek? "

"Bosen, sich," Kutarik tissu ngelap bibirku. 

Sesaat hening diantara kami. 

"Nich, buat kamu, baca aja," Ku sodorkan selembar kertas berwarna biru muda. Nina meraih dan membukanya, netranya menatapku sekilas sebelum membaca tulisan dikertas itu. 

Jika aku mampu menulis sebuah surat menggunakan langit sebagai kertasnya, samudra sebagai tintanya, dan bintang-bintang sebagai kata-katanya. 

Semua itu masih belum cukup untuk melukiskan betapa aku menyukaimu. 

"Kata-kata indah." Lirih dia berucap sambil melipat kembali kertas ditangannya. 

"Kamu tau maksudnya bukan? "

"Ya, tapi belum waktunya."

"Aku ngerti, aku akan kembali hingga tiba waktunya aku sudah memantaskan diri," Ucapku sambil berlalu. 

***

Tujuh tahun berlalu, aku sudah selesai kuliah dan bekerja disalah satu perusahaan BUMN. Ketiga temanku Ardi juga sudah bekerja disalah satu bank swasta, Willy si anak batak sudah menjadi perwira, dan Dino meneruskan usaha bengkel ayahnya. Aku mendapat kabar dari Ardi kalau Nina gadis yang selalu ada dihatiku, yang sudah buat aku berubah menjadi orang yang lebih baik sedang ngambil spesialis setelah menyelesaikan kedokterannya. 

Pernah Ardi meledekku saat kuliah dulu. 

"Ternyata jatuh cinta dari hati itu aneh ya? Leon seorang Don Juan, badung dan suka tawuran bisa berubah demi seorang cewek kalem seperti Nina."

Tak kuhiraukan ucapannya. Bukankah seseorang bisa berubah menjadi lebih baik untuk mencintai dan dicintai.

Aku berniat berkunjung ke rumah Nina, ingin mengungkapkan perasaan yang selama ini kupendam dan selalu kujaga dalam hati. Aku yakin dia pasti menerimaku setelah aku berhasil memantaskan diri. 

Tapi betapa kagetnya aku, ketika sampai di depan rumah Nina dan mengetahui malam itu adalah acara lamaran dia dengan lelaki lain. Aku termangu, lalu balik badan membawa rasa kecewa dan luka dihati. 

Seperti malam indah berhiaskan sinar rembulan, bertabur bintang. 

Begitulah manisnya cinta dalam diam. 

Rindu berselimut kabut bayang. 

Ku tertawa sembunyikan kepedihan. 

Tamat.

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama