KEJUTAN BUAT ISTRIKU

" Bang ...."

" Iya ...."

"Bang ....?"

"Apa, sih, Dek ....?"

"Nggak papa, nge-test kuping aja." Istriku melirik menahan senyum.

Lengannya kutarik hingga terperangkap dalam pelukanku. "Emuuaaach ....," kecupku sambil tertawa puas.

Begini lah hari-hari kami lewati penuh dengan kebahagiaan dan kemesraan, walaupun hidup kami sederhana, kami selalu bersyukur atas Rezki yang Allah beri.

POSTINGAN POPULER:

" Dek, udah makan?" 

" Belum ...!"

" Laper sih, Bang ...!"

" Ya udah, makan diluar yuk?" Ucapku dengan lembut sembari memberi senyuman.

" Ya bener bang?" Ucap istriku senang dan bahagia.

" Iya bener, Sayang, ya udah beres-beres, gih ...!"

Istri langsung berdiri dengan semangatnya, seking bahagianya, istriku tipe orang nggak banyak cerita, bagi dia kebahagiaan itu sederhana, di ajak makan keluar aja bahagianya nggak ketulungan, apa lagi diajak traveling keluar, mungkin senyum tipisnya nggak akan kelar-kelar sampai gunung sebesar telur itik.

" Udah, Yang?" 

" Bentar lagi, Yang?" Ucap istriku dari dalam kamar.

" Cepat ya, Sayang ...!"

" Iya ...!"

Tidak berselang waktu sepuluh menit, istriku keluar dari kamarnya dengan dandan terbaiknya.

" Waduuhh, cantik kali kamu, Sayang ...!" Ucapku dengan sedikit genit.

" Masak iya, Yang?"

" Iya beneran, Yang ...!"

" Makasih, Sayangku ...!" Ucapnya dengan terharu dan memelukku dengan penuh cinta dan kasih Sayang.

" Iya Sayang ...!"

Entah kenapa, dengan ucapanku yang romantis itu, haluanpun berubah, yang tadi mau pergi makan malah berhubungan suami istri, setelah kejadian itu.

" Tu kan, nggak jadi perginya, Ayang sih ...!" Ucap istriku tersipu malu.

" Jadi kok, siapa bilang nggak jadi, mandi bareng aja Yang biar cepat, jam kan baru jam setengah delapan, Yang ...!" Ucapku sambil tertawa.

" Iya-iya, Yang ...!"

Kamipun mandi bareng, setelah mandi dan memakai pakaian waktu udah menunjukkan jam delapan lewat, kamipun berangkat, sesampai ditempat makan.

" Disini kan tempat makannya mahal-mahal, Yang ...?"

" Nggak usah Ayang pikirkan, mau makan apa, Yang?" 

" Terserah Ayang aja ...!" Ucap istriku pasrah.

Pelayan restoran itupun menghampiriku.

" Bang ... Berhubungan ini hari spesial buat kami, hidangkan menu yang spesial ya, Bang ...!" Ucapku kepada pelayan restoran ternama ditrmpatku.

" Ok bang ...!" Sembari meninggalkan kami berdua.

Istriku pun tercengang mendengar omonganku.

" Ayang, ada duit?"

" Ada Yang, Ayang tenang aja ...!" Ucapku sambil senyum tipis.

Aku emang udah mengumpulkan uang jauh-jauh hari untuk hari spesial ini tanpa sepengetahuan istriku, demi istriku dan demi langgengnya hubungan kami, tapi yang namanya kewajiban aku untuk menafkahi istriku nggak pernah aku kurangin.

Ngak berselang waktu lama, makananpun udah terhidang memenuhi meja kami, entah apalah nama itu makanan, akupun tak tau, tapi rasanya enak dan spesial, seperti spesialnya istriku dimataku.

" Yang, Ayang ingat nggak ini hari apa ..?"

" Setahu aku ini hari satu tahun pernikahan kita, Yang ...!"

" Iya, Yang, ini hari anniversary satu pernikahan kita, Yang! tutup matanya bentar, Yang ...!"

Istriku langsung memenuhi permintaanku dengan menutup matanya, dan akupun mengeluarkan kotak merah kecil.

" Buka matanya, Yang ...!"

Istriku pun langsung membuka matanya.

" Jen-jreeng ....! Selamat anniversary satu tahun pernikahan. Kita ya, Yang ...!"

Akupun membuka kotak merah itu, mata istriku langsung memerah dan meneteskan air mata harunya melihat kalung dalam kotak itu seking terharunya. Akupun langsung memasangkan kalung itu keleher istriku.

" Makasih ya, Sayang ... Kamu emang suami terbaik aku, aku nggak bisa berkata-kata apa, Yang ...!" Ucap istriku terus meneteskan air matanya tetes demi tetes. Akupun menyapu air matanya sembari memeluknya.

" Iya, Sayang ...!"

Semua mata tertuju pada kami, tapi kami nggak peduli, karena ini hari sepesial buat kami, jadi dunia ini terasa milik berdua, orang mah ngotrak.

Timit

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama