Menganggap Biasa Menjadi Malu

 Menganggap_Biasa_Menjadi_Malu 

Aku bernama Tina, pergi keluar rumah aku suka memakai baju gamis. Tetapi aku suka memakai celana panjang bolong di tengahnya, aku termasuk gadis pemalas menjahit celana panjang atau lejing yang bolos.

" Tin, tolong Emak beliin cabe di pasar sekilo dan jangan lupa beliin juga ikannya," kata Emak.

"Ya," jawabku.

Sudah biasa memakai celana panjang sudah bolong tidak layak untuk pakai, tetapi aku tetap memakainya, merasa nyaman untuk dipakai. 

Ah, kan tidak ada yang tahu, jika aku memakai celana panjang, lagi pula celananya hanya untuk dalaman saja.

Namun, Kakakku Siti suka menegurku agar memakai celana yang tidak bolong.

"Dek, kok pakai celana panjang atau lejing yang bolong, sekalian beli dipasar," kata Kak Siti.

"Ah, di pasar dekat Kak, kasihan uangnya bisa disimpan dan bisa dipakai untuk keperluan yang lain," alasanku kepada Kak Siti.

POSTINGAN POPULER:

"Malu dong, Dek, jika nampak," kata Kak Siti.

Aku tetap tidak mendengarkan nasehat Kak Siti. 

Ketika aku mengendarai motor, ada salah satu motor yang lain menyenggol motorku, aku terjatuh dan pinsan. Aku juga tidak tahu, jika aku sudah berada di rumahsakit.

Ketika aku sadar dari pinsan, di mana aku? Kenapa aku ada di sini?

"Tadi Adik jatuh dari motor dijalan, aku membawanya ke rumahsakit," kata seorang Pemuda.

"Terus yang menabrak aku, di mana dia? Apakah dia mau tanggung jawab!"" Kataku.

"Dia lagi membayar semua biayanya," kata Pemuda tersebut.

Aku mulai tenang, tanganku dijilat aspal terasa masih sakit.

"Dik, maaf, saya memberitahu, maaf sekali lagi, jika saya lancang menyampaikan kepada Adik," kata Pemuda tersebut.

"Ada apa ya? Katakanlah?" Tanyaku.

"Ini, tadi sengaja saya mengangkat Adik sendiri, karena saya melihat lejing bolong, tidak satu pun orang lain menganggap Adik. Karena saya memberitahu kepada mereka jika yang jatuh ini Adik sepupu saya. Tolong Adik, jika besok ke depannya, pakailah celana panjang atau lejing yang tidak bolong," kata Pemuda.

Aku menutup kerudungku, karena malu, coba saja mendengarkan perkataan Kak Siti mungkin aku tidak malu. Aku juga tidak menyangka jika aku bisa kecelakaan di jalan.

Tidak lama Emak dan Kak Siti datang, Pemuda itu pamit pergi.

"Maaf Bang, terima kasih pertolongan kepada Adikku Tina ya," kata Kak Siti.

"Oh, iya sama-sama."

Karena lukaku tidak terlalu parah, aku dibolehin pulang, di luar rumahsakit seorang Bapak meminta maaf karena telah menabrak aku.

Aku, Emak dan Kak Siti pulang, motorku sudah ada dibengkel, karena diperbaiki. Kami pulang ke rumah naik angkot.

Sampai di rumah, aku ceritakan kepada Kak Siti, hal sepele bisa membuat kita malu.

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama