Empot Ayam
"Mah, setiap malam kenapa tetangga yang ngontrak selalu berisik yaaa? Ooh yes ... Oh no ... aah ... uuuggh ..." tanyaku pada Mamah.
Mama hanya senyam senyum doang, sambil berkata "Nanti kamu juga tahu sendiri."
Rumah yang kami tempati sekarang adalah peninggalan dari nenekku, lumayan sangat luas, jadi Mamahku inisiatif untuk mensekat-sekat kamar untuk dijadikan kontrakan.
Sepasang suami istri yang cukup berumur, usianya kisaran 40 an tahun, tetapi belum dikaruniai seorang anak, menempati kontrakan di samping kamarku hanya terhalang tembok saja. Jadi aku bisa mendengar jika mereka berbincang dengan suara agak keras.
Hampir setiap malam diatas jam 12, aku mendengar suara rintihan tersebut. Aku pikir awalnya suara televisi, tetapi mengapa setiap malam dan nada nya selalu sama seperti itu terus, makanya aku bertanya pada Mamahku.
**********
"Pakeeet!"
Aku langsung keluar menghampiri Pak kurir.
"Atas nama Mursidah?"
"Iya Pak, orangnya lagi ke pasar, tadi udah bilang kalau ada paket suruh terima aja" sahutku.
"Baik, ini paketnya yaa." Pak kurir menyerahkan paket sambil senyam senyum penuh tanda tanya.
Sekilas aku membaca isi dalam paket tersebut "Empot Ayam."
Beberapa menit kemudian Bu Mursidah pulang dari pasar, lalu langsung ku berikan paket itu.
Dia menerima dengan senyum yang malu-malu.
"Aneh banget kenapa paket itu bikin senyam senyum orang-orang yaaa, kecuali gue?" Tanyaku dalam hati.
Rasa penasaranku muncul, dan akhirnya aku searching Mbah Google.
Jeng ... jeng ... jeng ... "alamak, ternyata paket tadi untuk membuat rumah tangga makin harmonis toh! Kirain isinya pakan ayam."
Pantes aja pada senyam-senyum.
"Hmmmm ... ternyata suara rintihan setiap malam itu, hasil dari si Empot Ayam."
Akhirnya teka teki ini terbongkar. Lalu ku beritahu Mamah, kalau aku sudah menemukan jawabannya.
"Kalau kamu ngga nyaman, nanti Mamah ngomong baik-baik, suruh mereka pindah aja, gimana?"
"Terserah Mamah, aku pasrahin semua keputusan sama Mamah."