"Jennie ... besok kita berangkat liburan ke Eropa. Mommy udah minta izin ke wali kelasmu selama seminggu." Ucap Mommy tanpa meminta persetujuanku terlebih dahulu.
Aku sangat bosan dan malas sekali, setiap sebulan sekali pasti travelling, entah itu ke luar atau di dalam negeri. Travelling adalah hobi Mommyku, dan akulah yang selalu jadi temannya holiday dan harus mau ikut dengannya.
Sudah menjadi tradisi bila Mommy ingin makan sesuatu pasti harus dari negara atau daerah asalnya. Seperti ketika ingin makan ayam betutu, Mommy langsung mengajakku ke Bali, bila ingin sushi langsung ke Jepang, ingin makan kebab langsung ke Turki, ingin nasi padang langsung terbang ke Minangkabau, ingin makan bakso bakwan langsung ke Malang, dan lain sebagainya. Bahkan Mommy rela menempuh jarak jauh ke Italy hanya karena ingin makan Pizza.
Awalnya sih aku enjoy saja bila Mommy mengajak holiday, tapi lama kelamaan jadi bosen dan capek juga meladeni hobi travelling dan kulinerannya itu.
Mommy bila sedang travelling sering tidak konsisten, bilangnya hanya seminggu ternyata bisa nambah sampai 10 hari bahkan pernah sampai tiga mingguan lebih atau hampir sebulan. Jadi aku sering tertinggal pelajaran.
Wali kelasku sangat pengertian terhadapku, karena ada imbalannya juga dari Mommy. Teman sekelasku juga sangat baik dan perhatian denganku, bila aku tertinggal pelajaran mereka selalu meminjamkan buku catatannya, dan mungkin karena Mommy juga yang ada dibelakangnya.
Aku sering berpikir mungkin aku ditakdirkan hidup di dunia untuk menjadi soulmatenya Mommyku. Karena aku anak semata wayangnya, dan Daddyku sangat sibuk dengan perusahaannya, kami hanya bertemu bila waktu malam atau saat tanggal merah hari perayaan agama saja.
Sebenarnya aku ingin punya hidup normal seperti anak-anak remaja seumuranku, bisa nongkrong dengan teman-teman saat weekend di cafe atau sekadar jajan P*p ice sambil makan cilok, batagor, cimol, cireng, baso aci, cilor, telur gulung, seblak, siomay, gorengan, dan sebagainya yang dijual dipinggir jalan.
Makanan itu semua hanyalah impianku yang tidak akan pernah bisa terwujud. Selain karena alergi, dari kecil juga aku terbiasa memakan makanan harus yang organic. Bila salah makan sedikit saja akan berakibat fatal pada tubuhku.
Pernah suatu saat aku diam-diam nekat jajan otak-otak di kantin sekolah, akhirnya badanku timbul ruam merah lalu nafasku menjadi sesak. Sehingga aku langsung dibawa kerumah sakit oleh para guru.
Semua orang di rumah dan di sekolah sudah mengetahui riwayat makananku, jadi aku tak bisa berkutik untuk makan sembarangan. Banyak mata-mata di sekitaranku yang siap melapor ke Mommy atau langsung ke dokter pribadiku.