Jagung Bose dan Lawar Ikan Teri

Penulis: Maurids Jeff
Tema : Kuliner Khas Indonesia (Kupang, NTT)

Hari Minggu, akan ada arisan keluarga besar di rumahku. Seluruh rumpun keluarga akan datang ke rumah beserta anak,istri, atau suami. Sudah menjadi tradisi bila mengadakan acara apapun termasuk arisan, maka salah satu ritual pengikat hubungan keluarga adalah dengan gelar makan-makan.

Selama ini bila arisan, makanan menjadi tujuan utama. Siapapun akan mikir makanan


Foto oleh cottonbro dari Pexels

POSTINGAN POPULER:
terbaik
yang akan disuguhkan bagi seluruh keluarga yang berkumpul. Sama seperti yang aku alami. Ibuku pada pusing memikirkan makanan apa yang akan disajikan hari Minggu nanti.

"Uang cuma dua ratus ribu, mana cukup buat makan arisan keluarga besar?" gerutu Ibuku pada Ayah sambil menyerahkan uang pada Ayah.

Ayah menerima uang dari Ibu dan memasukan dalam kantong bajunya dan berlalu. Ayah tak menjawab perkataan Ibu.

Aku yang sedang mencuci pakaian mendengar gerutu dari Ibu. Sejenak aku diam.

"Ini sudah hari Kamis. Tiga hari lagi sudah acara. Ibu sudah tak mau mengurus makanan. Semua diserahkan pada Ayah, dan Ayah juga pasti tak tahu berbuat apa," kataku dalam hati sambil berusaha berpikir makanan yang bisa di sajikan nanti.

Begitulah Ibu. Kalo ada sesuatu yang ia rasa tak cukup, maka Ibu akan melempar tugas pada Ayah. Beruntung Ayahku tipe suami yang tak pernah menggerutu.

Tiba-tiba lampu di otakku menyala dan sebuah ide muncul.
"Ayah, mana uangnya?
"Mau buat apa, Bimo?"
"Aku akan siapkan makanan buat arisan nanti. Ayah dan Ibu jangan kuatir," sambil mengucak pakaian aku katakan pada Ayah.

"Kita masak sesuatu yang beda. Kita baru saja panen jagung, dan juga kacang tanah, kacang hijau. Kita masak Jagung Bose dan lauknya Lawar Ikan," Ayah mendengar yang kusampaikan.
"Kamu atur saja yang kamu tahu," ayah bangun dari kursi dan merogoh uang dua ratus ribu dan menyodorkannya padaku.

Selesai mencuci pakaian, ku ambil lesung dan antan. Kuambil dua kilo jagung kuning yang kering, kumasukan ke dalam lesung, kutuang sedikit air dingin, dan mulai ku tumbuk jagung kering itu.
"Ah, beruntung hari ini aku libur kerja, jadi bisa kulakukan pekerjaan ini," ucapku dalam hati.
Sementara menumbuk jagung, Ibuku muncul.

"Ngapain kamu?"
"Tumbuk jagung buat masak arisan nanti," sahutku. "Biar beda menu kali ini," lanjutku.
Ibu tersenyum. Aku tahu Ibu setuju dengan apa yang aku lakukan. Tak bersuara Ibu berlalu dan melakukan tugasnya. Aku sendiri terua berkutat dengan lesung dan antan hingga proses menumbuk jagung selesai.

Kuminta Ibuku menampih jagung yang sudah ku tumbuk, memisahkan kulit ari dari biji jagung lalu dijemur biji jagung yang sudah dibersihkan di bawah matahari.

Hari Minggu tiba.
Dari jam lima pagi aku sudah berangkat ke pasar traditional. Di pasar ku belikan ikan teri basah, cuka botolan, daun bawang merah, cabe dan daun singkong. Tak lupa juga ku belikan ikan tongkol basah sebagai menu tambahan nanti.

Begitu aku tiba di rumah, kulihat Ibu sudah memasak jagung yang aku tumbuk hari Kamis itu.
Di atas balai-balai, terlihat kacang tanah, kacang hijau, dan sereh.
"Bu, tak pake santan?" tanyaku menatap bahan pelengkap menu makanan khas Kupang ini.
"Pake nanti. Tuh, Ayah lagi siapkan kelapanya," jawab Ibu sambil mengaduk rebusan biji jagung dalam periuk.

Aku segera membersihkan ikan teri basah. Ku buang kepalanya dan ku cuci hingga bersih, dan ku tiriskan. Setelah ikan teri kering, ku cuci dengan cuka secukupnya, ku buang dan ganti dengan cuka yang baru. Ku masukan irisan bawang merah, cabe merah yang sudah dihaluskan, lalu terakhir ku masukan irisan daun bawang ke dalam rendaman ikan teri yang direndam dalam cuka dan bumbu lainnya dan garam.

"Sepertinya masih ada yang kurang deh," pikirku. Kucoba ingat-ingat.
"Ah, daun kemangi," ujarku. Gagas ku berlari ke kebun dan memetik dua genggam penuh daun kemangi lalu kembali ke rumah dan ku cuci, mencampurkannya dengan ikan teri tadi. Ku tutup rapat dalam toples sedang rendaman ikan teri.

Di sebelah, Ibu sudah mencampur kacang tanah, kacang hijau dalam masakan jagung tadi. Setelah beberapa lama hingga semuanya matang, kulihat Ibu memasukan santan, sereh dan garam ke dalam masakan jagung. Tercium aroma harum menguar dari dalam periuk jagung.

"Wah, aromanya enak, Bu," ku intip dalam periuk saat Ibu mengaduk masakan Jagung Bose.
Air liurku serasa meleleh melihat masakan khas Kupang ini. Rasanya tak sabar menanti makan siang tiba.
**************

Hari mendekati pukul dua belas siang. Kami semua sibuk menyiapkan segalanya.
"Nolla, tata piring makan di meja!" perintahku pada adik perempuanku.
"Mickyyyy, sapu sekali lagi lantai ini. Pastikan jangan ada yang mondar-mandir di ruang tamu!" perintahku pula pada adik laki-laki bungsu.

Ibu menyiapkan masakan yang sejak pagi ia habiskan waktu di dapur. Satu termos masakan Jagung Bose tersaji di atas meja. Tak lupa Ibu menyajikan Ikan tongkol goreng yang dan sayur daun singkong tumis.
Aku juga menuju toples berisi lawar ikan teri yang telah ku rendam sejak pagi. Kubuka tutup toples itu. Seketika aromanya tercium.

"Hmmmmm, bau apa ini? Kayak aroma keringat! Ucap Ayah ketika keluar dari kamar mandi.
"Bau keringat dimana?" aku dan Ibu serentak tanya bersamaan.
"Ini, bau keringat, tercium sekali!" Ayah makin meyakinkan.
"Bukan aroma keringat, Ayah. Tapi aroma lawar ikan, harum kok, hahahaha," tawaku lepas dengan penjelasan ini. Ibu pun ikut tertawa.

Kini semua anggota keluarga besar tiba. Acara arisan pun berjalan, Ibu berdiri dan berkata,
"Sambil arisan berjalan, ayo kita langsung menikmati hidangan.
Beberapa orang tua menuju meja makan. Saat melihat menu yang disiapkan, salah satu Om-ku katakan,
"Wah, ini menu enak sekali. Sudah lama tidak menikmatinya," Ia kembali ke tempat duduk dan langsung menikmatinya.

Satu-persatu bangun dan mengambil makanan. Terlihat, menu nasi yang dihidangkan masih utuh. Tetapi masakan jagung bose, ikan lawar dan sayur daun singkong malah tandas lebih dulu.
Hingga arisan berakhir, seorang Tante-ku, Tante Ira, mendekati Ibu dan berbisik,
{Bu, masih ada jagung bose tidak? Bagi dulu}
Ibu melangkah ke dapur dan mengambil sisa masakan itu dan memberikan pada Tante Ira.

Dan setelah semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing, Ibu tersenyum karena uang dua ratus ribu dapat menyajikan menu istimewa pada arisan keluarga hari ini.
Note: Bagi teman-teman luar daerah yang ingin tahu cara pembuatan menu Jagung Bose dan Lawar Ikan Teri, boleh bertanya di kolom komentar. Menu ini sangat istimewa. Dan khusus jagung bose, boleh ditambah irisan daging se'i sapi( sapi asap/smoke beef). Dan jangan tanya rasanya, karena lidah gak akan sanggup berkata.
Sekian.

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama