Cerpen seru RENCANA BOHONG

#cerpen

perceraian mungkin jalan keluar bagi suami-istri; ayah-ibunya tetapi tidak bagi anaknya.  Itulah yang dirasakan Magdalena dan Ibnu Sina. Maka disusunlah sebuah rencana bohong ------ espe 040921

MAGDALENA tidak bisa membiarkan dirinya dicintai oleh dua orang yang bersebrangan jalan. Keduanya mencinta tapi keduanya saling membenci.

"Aku ayahmu. Tak ada ayahmu yang lain. Darahmu adalah darahku. Maka, terima ayahmu ini dalam keadaannya. Hidup sendiri, mengurus sendiri karena ibumu tak mencintai ayahmu lagi."

Itu bukan nasihat. Itu curahan hati. Sebagai anak yang patuh, Magdalena mendengarkan saja dengan seksama. Tak pernah dia meragukan kasih sayang dan tanggungjawab ayahnya.

Setiap bulan ayahnya tidak pernah lupa mengirim uang. Berlebih. Sebagian uang itu dia kirim pada ibunya. Kepada ibunya dia mengaku kuliah sambil bekerja. Upahnya sebagai pekerja paruh waktu itulah yang sebagian dia kirimkan kepada ibunya tercinta.

BACA JUGA :

"Ibu minta maaf tidak bisa membantu biaya pendidikanmu. Untuk makan saja susah. Ini semua karena kesalahan ayahmu. Laki-laki tak tahu diuntung. Belum tentu dia bahagia dengan wanita itu. Ibumu tidak mau dimadu. Biarkan saja dia hidup dengan pilihannya. Dia pikir dia bisa bahagia dengan wanita mata duitan itu?"

Sebagaimana sikap yang ditunjukkan pada ayahnya, Magdalena juga menjadi pendengar yang baik setiap kali ibunya menelepon.

Magdalena kuliah di Jogja. Sudah semester 7 akhir. Semester 8 nanti, Magdalena tinggal menyelesaikan tugas akhir dan insya Allah berhasil meraih gelar sarjana.

Empat semester dilalui Magdalena tanpa rintangan. Waktu itu, ayah dan ibunya belum berpisah. Mereka selalu menjenguk Magdalena di Jogja. Dari Jogja mereka meneruskan perjalanan ke Malang. Ibnu Sina, adiknya, sekolah di sana. Baru kelas sebelas.

Ibnu Sina sempat terguncang oleh perpisahan kedua orang tuanya. Apalagi itu terjadi saat dia menghadapi ujian semester nasional. Magdalena membesarkan hatinya. 

"Kamu harus lulus dengan prestasi terbaik. Kamu harus kuliah. Prestasimu jauh lebih baik dari aku.  Sekarang, kamu harus membuktikan bahwa prestasi itu kamu raih dengan ketekunanmu belajar, kekuatan dan keteguhanmu melawan godaan kawan-kawanmu yang lebih banyak santai, main game, dan hura-hura. Mana keteguhanmu itu, Dek?"

BACA JUGA :

"Aku bingung, Kak. Mana bisa fokus belajar jika ayah dan ibu yang kita cintai itu tidak bersama lagi? Aku benci tapi aku bingung benci pada siapa? Keduanya orang tua kita."

"Tidak ada yang harus dibenci. Justru kita harus saling menyayangi. Sayang kita harus lebih dari biasa. Siapa tahu, itu akan menggerakkan hati ayah dan ibu untuk kembali bersatu."

Perpisahan Wisnu dan Nike, ayah dan ibu mereka, dipicu oleh kesalahan Wisnu. Dia memberi hati pada salah seorang karyawannya.

Wisnu adalah konsultan lingkungan. Dia dibantu oleh anggota team sekaligus admin yang handal. Seorang dari admin itu adalah gadis cantik lulusan diploma administrasi bisnis, Neni Franscisca. Neni inilah yang mencuri perhatian Wisnu.

Neni tidak bisa menolak setiap kali diajak makan siang bersama. Awalnya selalu bersama. Belakangan, hanya bersama Wisnu. 

Neni, sebagai satu-satu anak harapan orang tuanya berusaha untuk menjadi anak yang bisa membahagiakan orang tuanya yang sudah sepuh. Karena itu, ia bersyukur bisa diterima bekerja dan berusaha melaksanakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya. Dia diajarkan untuk selalu ramah dan sopan kepada siapa saja. Dia cerdas dan karena itu disayang oleh kawan-kawannya. 

Kedekatan Wisnu dan Neni sampai juga di telinga Nike. Dia marah-marah. Dia pun mengusir Neni dari kantor suaminya. Neni sudah berusaha menjelaskan bahwa dia tidak memiliki hubungan apa-apa. 

"Kamu bisa bicara begitu. Tapi foto kalian makan berdua, jalan bersama ada di hape Wisnu."

"Maafkan saya, Bu. Kalaulah ada foto itu, saya pastikan bukan Bapak yang memoto. Pasti ada orang ketiga. Artinya, saya tidak berduaan saja dengan Bapak."

"Siapa yang tahu? Mana ada maling mengaku. Kamu itu tidak tahu diri. Mau dapat duit lebih, ya kan?"

Neni Fransisca tak bisa beradu mulut dengan wanita yang lebih tua umurnya apalagi Nike adalah istri bosnya. Dia memilih berhenti. Yang menyedihkan, dua orang admin lainnya juga berhenti. Mereka takut akan dituduh sama seperti yang dituduhkan pada Neni.

Dua orang anggota team konsultan juga berhenti. Mereka mendirikan jasa konsultan baru. Neni dan dua kawannya diajak bergabung di perusahaan baru tersebut.

Keadaan itu membuat usaha jasa konsultan Wisnu terganggu. Dia menyalahkan Nike yang terlalu gegabah. Wisnu mengaku dia menyenangi Neni, tapi hubungannya tidak sejauh yang dituduhkan Nike padanya.

Itulah pangkal persoalan. Semakin hari semakin meruncing dan Neni kemudian menggugat cerai ke pengadilan.

BACA JUGA :

Wisnu berusaha untuk mempertahankan pernikahannya. Nike bergeming pada sikapnya. Akhirnya, Wisnu tidak mau lagi hadir di persidangan.

"Catat oleh kalian. Ayah tidak pernah punya keinginan menceraikan ibumu. Ayah memang salah tetapi ingat baik-baik, ayah tidaklah sejahat yang ibumu katakan," kata Wisnu pada kedua buah hatinya.

"Ibu tidak pernah berniat apalagi melakukan kesalahan seperti ayahmu. Kalau ibu tidak bisa menerima kesalahan ayahmu itu semata-mata karena tidak ingin ia berbuat kesalahan yang lebih besar. Jika ia sampai menikah dengan wanita itu, maka itu akan menjadi racun bagi kehidupan kalian berdua. Ayahmu bukan teladan yang baik. Ibu yang akan menjaga kalian dari keburukan yang telah ayahmu pertontonkan."

Wisnu berlayar dalam badai. Ia mencoba menyelamatkan bahtera beserta penumpangnya. Bahteranya pecah. Penumpangnya selamat. Kedua anaknya memahami keadaan itu. Mereka tetap mencintai kedua orang tuanya yang telah berpisah.

"Kakak tidak bisa pulang menjenguk ibu. Pasti kamu juga tidak bisa, kan?" Kata Magdalena pada Ibnu Sina melalui sambungan telepon whatsap. 

"Aku sedih banget, Kak. Aku kangen ibu. Ini sudah puasa hari ketiga. Apakah kita lebaran tahun ini sendiri-sendiri?"

"Belum tahu juga. Ayah sih sudah memberi uang tiket dan uang lebaran."

"Aku juga sudah menerimanya, Kak. Tapi Ayah bilang, aku harus tetap di Malang karena pesawat maupun Ferry dari Surabaya tidak diizinkan berangkat kecuali untuk penumpang." Ibnu Sina tak dapat menahan isyaknya. Magdalena yang mendengar isyak adiknya pun akhirnya sesunggukan. 

"Sore tadi ibu menelepon. Dia juga kangen kita. Sedih aku mendengar kata-katanya. Ibu bilang, dia ingin lebaran ini kita bisa kumpul bersama. Juga dengan ayah."

"Ibu berkata begitu?"

"Ibu bilang, meskipun ibu sudah berpisah dengan ayah, tidaklah itu menghalangi ayah untuk berlebaran bersama di rumah. Kata ibu, ayahmu adalah ayahmu, ibumu adalah ibumu."

"Alhamdulillah. Itu pertanda baik. Dua hari lalu ayah juga meneleponku. Dia mengharapkan agar kita bisa menjadi pengikat agar ayah bisa berkumpul kembali dengan Ibu."

"Amin. Semoga Covid segera berlalu. Kita harus berusaha memenuhi harapan ayah. Nanti Kakak yang akan mengaturnya jika kita bisa bertemu semua. Aku akan berbohong bahwa kita kompak tidak akan pernah pulang ke Samarinda jika ayah dan ibu tidak mau rukun kembali. Kamu setuju?"

"Siap. Kalau bisa bersatu mengapa harus berpisah. Tapi, kapan bertemunya? Pemerintah melarang kita mudik."

BACA JUGA :

"Berdoalah. Semoga Allah mendengar doa kita."

Azan bergema. Magdalena mengakhiri percakapan teleponnya.

Dia berbuka di Jogja. Ibnu Sina di Malang. Ayah dan ibunya di Samarinda, sekota tapi tidak serumah.

Baru saja Magdalena mengakhiri doanya selesai magrib, ibunya mengirim pesan.

"Nak, ibu kangen kalian. Oh ya, jika ada ayahmu menghubungi, katakan bahwa ibu bersedia lebaran ini kita berkumpul di rumah ibu saja. Ayahmu kirim pesan, minta kesediaan Ibu agar lebaran tahun ini, dia bisa merayakannya bersamamu dan Ibnu di rumah. Ibu tidak menjawabnya. Biar kamu saja yang mengatakannya. Tidur yang cepat, biar tidak ketinggalan sahur."

Magdalena menyeka air matanya. Insya Allah doanya dikabulkan Allah tanpa harus melaksanakan rencana Bohong.

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama