HABIS ENAK TERBITLAH SUSAH

 HABIS ENAK TERBITLAH SUSAH

"Bang"

"Apa Dek?"

"Perut Adek laper, Bang"

"Kalau laper, makan dong, Dek"

"Ambilkan"

"Ambil sendiri aja, Dek"

"Kalau nggak di ambilkan Adek nggak makan"

"Iya-iya, Abang ambilkan"

Akupun bergegas ke dapur untuk mengambil makanan buat istriku tercinta, makhlum dia sekarang lagi hamil muda, jadi bawaannya manja terus, beda banget sama pas aku pacaran dulu, lebih mandiri, sekarang malah sebaliknya, tapi aku makhlum, mungkin itu efeck dia hamil mungkin.

Terkadang ada kesal juga sih, tapi semua itu aku lawan dan terus mencoba berpikiran positif (manusiawi). Setelah nasi dan lauknya udah aku ambilkan buat istriku.

" Nih nasinya dek, makan lah dek"

"Suapin ...!"

"Ya Allah dek, suap sendiri napa dek"

"Nggak mau, maunya disuapin Abang"

"Iya, sini Bang suapin"

Akupun menyuapin istriku dengan penuh cinta dan kasih sayang, aku menyisipkan cebe rawit pas suapan pertama.

"Kok pedes, Bang" ucap istriku dengan muka memerah menahan pedas.

"Astaghfirullah ... Nggak tau Abang, ada cabe rawit ternyata" ucapku pura-pura tidak tau dan menahan ketawa.

"Airnya mana, Bang .. pedas nih ...!"

"Iya, bentar-bentar dek, Abang ambil dulu"

"Cepet Bang, panas nih bibir Adek"

Akupun langsung bergegas mengambil air putih kedapur sambil tahan ketawa.

"Nih airnya dek, minum gih"

Istriku pun langsung meminum air putihnya, setelah rasa pedasnya hilang.

"Abang kerjain Adek, ya"

"Ya nggak lah, Sayang ... masa iya Abang mau ngerjain orang yang Abang, Sayang"

"Kok bisa nyisip tu cabe rawit, padahal Adek nggak ada lo Bang, buat lauknya pake cabe rawit"

"Nggak tau Abang, Dek .. kan Dek yang masak"

"Iya deh, tapi jangan coba-coba ya Bang ngerjain Adek, ntar nggak Adek kasih jatah, baru tau rasa" ucap istriku ngancam.

"Iya-iya dek" ucapku sambil senyum.

"Suapin lagi dong, Bang"

"Iya"

Akupun melanjutkan menyuapin istriku suap demi suap, setelah nasi habis.

"Bang, pundak Adek pegel banget nih, Bang ... Pijat Adek ya, Bang"

"Ntar ya, Abang lagi capek, Dek "

"Adek maunya sekarang, Bang"

"Adek gitu, kalau ada maunya pasti harus sekarang"

"Adek nggak mau tau, pokoknya sekarang"

"Iya, Maisaroh" ucapku kesel.

"Gitu dong, Sayang" ucapku istri senyum kegirangan.

Akupun langsung memijat pundak istriku, tak terasa udah setengah jam aku memijat istriku.

"Udah, Yang"

"Bentar lagi, Yang. Masih capek Adek"

"Ya Allah Yang-yang, sampai kapan, Yang. Abang juga capek, Yang" ucapku dengan wajah pulas pasih.

"Bentar lagi, Bang" sahut istri enteng.

Setelah seperempat menit berlalu.

"Udah, Yang"

"Allhamdulillah ... Akhirnya kelar juga memijat pundaknya nyi pelet" ucapku dalam hati.

"Apa Ayang bilang?" Ucap istri nge gas.

"Nggak ada, Yang" ucapku ku gugup. "Kok dia bisa denger ya, padahal aku ngomongnya dalam hati, jangan-jangan dia bisa denger jeritan suami teraniaya" Ucapku dalam hati lagi.

" Denger dong" sahut istriku lantang.

"Iya maaf, kalau gitu Abang tidur dulu ya, capek Abang, Yang" ucapku tanpa memikirkan dia kok bisa tau dan juga nggak mau tau, berhubungan lagi ngantuk.

"Iya, Bang"

Akupun langsung merebahkan tubuhku dikasur berharap istirahat tenang, tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara pas aku hampir tertidur.

"Bang .. Bang. Adek mau mangga"

"Ya Allah ... Apa lagi, Dek,? Ucapku kesal dalam keadaan ngantuk.

"Adek mau mangga, Bang"

"Sekarang dek,?

"Sekarang, Bang. Masak iya lebaran besok"

"Kan sudah larut malam, Dek. Besok aja, ya"

"Sekarang, tapi mangganya mangga curian ya, Bang"

"Ya Allah, cobaan apa lagi ini" ucapku lembut sambil ngurut dada.

Istriku malah tersenyum mendengar omongan ku.

Timit.

TTD. Nando Iswan Putra

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama