"Bang jangan putusin aku, aku nggak mau putus denganmu bang" ucap isteris cewekku saat aku putuskan.
"Pokoknya kita putus, mulai sekarang kita nggak ada hubungan lagi, titik"
"Jangan Bang, Adek nggak mau kehilangan Abang, hanya Abang satu-satu harta berharga bagi Adek, Bang"
"Maafkan aku, Yani. Aku nggak bisa"
"Masak gara-gara aku kentut, aku Abang putusin, tengahnya dirimu kepadaku, Bang"
"Mungkin bagimu itu hal sepele, tapi bagiku itu kesalahan yang fatal, Yan. Ini udah kentutnya bunyinya gede, bauk jengkol lagi. Tersiksa hidungku, Yan"
"Maafin Adek kali ini, Bang. Adek janji nggak kan kentut lagi deket Abang, karena Adek nggak bisa hidup tanpa mu. Bang"
"Maaf Yani, Abang nggak bisa. Sekali putus kita tetap putus"
"Ya udah kalau itu maunya Abang, jangan harap ketemu Adek lagi" ucap Yani sembari menangis dan meninggalkan aku seking kecewanya.
Setelah aku putus dari Yani, tiba-tiba esok aku mendengar berita ada wanita meninggal dunia karena gantung diri di pohon toge. Sentak tubuhku langsung menggigil mendengar kabar itu, aku langsung bersimpuh dan berteriak.
"Tidaaakkk .. kenapa kamu lakukan ini yani, aku nggak menyangka pikiran mu sependek ini, maafkan Abang Yani, Abang menyesal memutuskanmu, Abang sayang kamu Yani" ucapku teriak sembari menangis isteris dan dibaluti penyesalan aku yang begitu besar telah memutuskan Yani.
Tanpa pikir panjang, lalu aku putuskan untuk kerumah Yani dengan berlari sekencang-kencangnya, dua samudra aku renangi, tiga bukit aku daki baru sampai kerumah Yani.
Setiba aku dirumah Yani, aku lihat Yani lagi duduk santai sembari makan dengan lalapan petek, aku langsung memeluknya sambil berucap.
"Waduuuhhh, bau kali mulutmu, Yang" Yani hanya tersenyum dengan omonganku.
"Kok kamu masih hidup, aku dengar berita tadi, kalau ada wanita mati gantung diri, aku kira kamu, Yang"
"Nggak, Yang, bukan aku. Berarti kita nggak jadi putus ya"
"Nggak Sayang, baru aku sadar, aku juga belum siap kehilangan mu, Yang"
"Makasih ya, Sayang" ucap haru Yani.
Dan akupun balikan sama Yani, setelah itu aku telusuri berita itu, ternyata berita itu berasal dari TV (salah informasi).
Timit
TTD. Nando Iswan Putra