Dimalam yang sunyi ku duduk sendiri tanpa teman lagi.. oouuwooww ...! Kok jadi nyanyi sih. Kan aku mau cerita, Balik ke cerita.
Udah tepat sembilan bulan aku ngejomblo, sejak kepergiannya, aku nggak ada lagi berusaha untuk mencari penggantinya, komunikasi kamipun juga putus. Hari-hari selalu aku lewati sendiri tanpa cinta lagi, dia memutuskan aku karena laki-laki yang lebih kaya dari aku, dibandingkan aku yang hanya laki-laki sederhana yang mampu belikan bakso dia dan teh pucuk pas malam mingguan.
Pas aku lagi santai mendengarkan kan musik, tiba-tiba handphone aku berbunyi. Ting-ting.
"Apa kabar, Bang?" Chat dari nomor yang nggak aku kenal.
"Alhamdulillhlah baik, ini siapa?"
"Aku Mira, Bang"
"Ooo .. Mira, ada apa Mir?" Tanyaku datar.
"Kangen aja sama, Abang. Boleh kan, Bang?"
"Emang cowokmu kemana, Mir?"
"Aku udah putus, Bang?" Jawab Mira dengan emotion sedih.
"Ooo ...!" Ucapku simpel.
"Kok Abang simpel jawabnya, Abang masih marah, ya?"
"Nggak" jawabku dingin.
"Maafin aku ya, Bang. Aku nggak ada maksud untuk menyakiti, aku khilaf, kalau tau dia kayak gitu, aku nggak akan meninggalkan Abang demi dia, dia selingkuhin aku, Bang"
"Itu sih masalahmu, jadi kalau dia baik buat kamu, kamu nggak menyesal. Enak dikamu nggak enak sama aku, dong. Ingat Maisaroh, apa yang kamu perbuat, akan kembali ke kamu, sekarang kamu udah dapat karmanya kan"
"Maisaroh siapa, Bang?" Jawab Mira bingung.
"Kamu...!"
"Namaku kan bukan Maisaroh, Bang"
"Terserah, mulai sekarang nggak usah ganggu aku lagi, aku udah nyaman dengan keadaan sekarang" balas chat aku tegas. Padahal sebenarnya jomblo ini nggak enak kali, tapi demi harga diri biar lah ngenes ini aku tanggung sendiri.
"Ya udah kalau itu maunya Abang, Mira nggak akan ganggu Abang lagi" ucap Mira dengan emotion sedih.
Akupun nggak membalas chatnya Mira, dua hari setelah chatnya sama mira, tiba-tiba pas aku jalan sama motor, ada cewek yang lagi mendorong motornya sepanjang jalan, berhubungan aku mempunyai jiwa Arjuna yang gagah perkasa, jadi aku putuskan untuk menolong itu cewek.
"Kenapa kak, kok motornya di dorong?"
"Aku kehabisan minyak, Bang"
"Kakak mau kemana?"
"Kerumah rencana, Bang"
"Ya udah, kakak naik aja keatas motor, biar aku dorong sama motorku, Kak"
"Iya, Bang"
Akupun langsung mendorong motor itu cewek, nggak lama setelah itu, kamipun tiba di tempat orang jual minyak ketengan. Motor pun hidup, akupun bergegas buas pergi.
"Ya udah aku pergi dulu ya, Kak"
"Iya Bang, makasih, ya"
"Iya sama-sama, Kak"
Beberapa langkah aku menuju motorku, tiba-tiba aku di panggil sama itu cewek.
" Bang tunggu, Bang. Nomor Abang berapa?" Ucap cewek itu lantang.
Akupun langsung menyebutkan nomorku dan Kakak itupun langsung miscall aku.
"Ngomong-ngomong nama Abang siapa?" Tanya wanita itu sembari mengacungkan tangannya.
"Jacky Kak, kalau Kakak?" Tanyaku balik sembari menyambut tangannya.
"Tiara, Bang"
Ya udah kalau gitu, Kak. Aku pergi dulu ya" ucapku sembari meninggalkan Tiara.
"Iya, Bang. Sekali lagi makasih ya, Bang"
"Iya sama-sama, Kak".
Setiba dirumah, tiba-tiba aku melihat Mira menunggu ku di ruang tamu.
"Ooowwhhh udah lama Mir?"
"Baru, Bang"
"Ngomong-ngomong ada apa ya, Mir?" Tanyaku santai.
"Maaf sebelumnya, Bang. Aku kesini untuk memperbaiki hubungan kita, Bang"
"Apa yang harus diperbaiki, Mir. Kita emang nggak ada hubungan apa-apa lagi, Kan?"
"Jangan gitu, Bang. Mira mohon maafkan Mira, Bang. Mira maunya balikan lagi sama, Abang"
"Mira udah Abang maafin kok dari dulu, tapi kalau untuk balikan kayaknya nggak bisa Mir"
"Abang udah punya pacar, ya?"
"Udah, malahan dia sayang banget sama Abang dan bisa terima Abang apa adanya" ucapku bohongin Mira, padahal hidupku selama ini selalu memikirkan Mira, tapi hati ini terlalu kecewa sama Mira yang telah hianatin aku.
Karena mendengarkan omongan aku, Mira langsung keluar dari rumahku tanpa sepatah katapun. Tak lama setelah kepergian Mira tiba-tiba Tiara menelfon aku.
"Hallo, bang"
"Iya Hallo, Tiara"
"Udah nyampe rumah, Bang?"
"Alhamdulillah, udah Tiara, Tiara gimana udah nyampe rumah?"
"Udah juga, Bang?"
Tanpa kami sadari, ternyata kami udah dua jam telfonan, kami bercanda, tertawa dan sharing tentang pengalaman hidup, baik masalah cinta maupun masalah hidup kedepannya dan tanpa pikir panjang akupun ngajak Tiara buat makan malam dan Tiara pun mau ikut ajakkan ku.
Malampun udah menunjukkan jam tujuh malam, akupun langsung menjemputt Tiara, setiba dirumah Tiara, dia udah menunggu diteras rumah, pas aku jemput Tiara keteras rumahnya, tiba-tiba Mira keluar dari rumahnya, seketika aku terkejut dengan kehadiran Mira.
"Mira...!" Ucapku kaget.
"Bang Jacky ...!" Mirapun juga kaget.
"Kalian udah pada kenal?" Ucap Tiara juga kaget.
Jadi kami saling kaget-kagetan.
ANTARA MANTAN DAN...
"Udah" ucapku.
"Iya, kami cuma temen doang" sambung Mira memotong pembicaraanku.
"Ya udah, Tiara berangkat dulu ya, Kak"
"Iya" jawab Mira dengan paras sedih.
Akupun berangkat dengan Tiara tanpa mengeluarkan sepatah katapun sama Mira, setiba di cafe kamipun duduk, aku penasaran dengan hubungan Mira dengan Tiara, dulu aku nggak pernah kerumah Mira dan Mirapun nggak pernah ngajak aku kerumahnya, aku sering jemput dia didepan gang, Mira pun nggak pernah cerita tentang adeknya Tiara.
"Emang apa hubungan Tiara dengan Mira, kok kalian satu rumah gitu?"
"Kami Adek Kakak, Bang" ucap mira.
"Oowwhh Adek kakak ya, Tiara"
"Iya, Bang"
"Kok Mira nggak pernah cerita tentang Tiara, ya?"
"Masak iya, Bang?"
"Iya beneran"
"Emang Abang ada hubungan apa sama Kak, Mira?"
"Nggak ada apa-apa kok, Tiara. Kami cuma Deket doang dulu"
"Nggak mungkin, pasti ada hubungan"
"Iya beneran, emang nggak ada"
"Iya lah, Bang. Dulu Tiara kuliah dipekan baru, Bang. Makanya Abang nggak pernah lihat, Tiara"
"Ooo .. kuliah?"
"Iya, Bang. Baru satu bulan ini Tiara dirumah, masalahnya Tiara kemaren baru wisuda, Bang"
"Ooowwhh gitu, ya?"
"Iya, Bang. Ngomong-ngomong Abang ada hubungan apa sama Kak Mira, nggak percaya Tiara Bang, kalau Abang cuma sebatas teman, masalah nya tadi Mira tengok, Abang sama Kak Mira kaget gitu pas ketemu"
"Ya udah Abang Jujur, sebenernya Abang sama Mira dulu pacaran, kami putus gara-gara Mira selingkuhin Abang"
"Ahh yang bener, Bang. Tiara nggak yakin kalau kak Mira setega itu sama, Abang"
"Kalau Tiara nggak percaya, Tiara boleh tanya langsung sama Miranya"
"Iya, Tiara percaya sama, Abang. Ntar kalau Tiara tanya, ntar Kak Miranya marah lagi sama Tiara, Bang"
"Terserah Tiara, aja. Tiara mau apa, biar Abang pesan"
"Terserah Abang, aja"
"Bang sini, Bang" ucapku memanggil pelayan cafenya. "Bang pesan pecel ayamnya dua, Bang. Jus jeruknya dua ya, Bang"
"Ada yang lain bang?"
*Nggak .. cuma itu, Bang"
Pelayan cafe pun meninggalkan kami, setelah kepergian pelayannya, kami pun terus berbincang, tertawa dan bercanda, karena asiknya ngobrol, tak terasa waktu udah menunjukkan jam sepuluh malam, saatnya mengantarkan Tiara pulang, sesampai dirumah Tiara, akupun langsung pulang kerumah, setengah jam setelah sampai dirumah, tiba-tiba Tiara menelfon aku dalam keadaan menangis.
"Hallo, Bang"
"Iya, Hallo, Tiara. Kok kami menangis?"
"Tiara berantem sama Kak Mira, Bang"
"Kok bisa, Tiara?"
"Kak Mira melarang Tiara temenan sama, Abang"
"Kok bisa dia ngelarang, Tiara?"
"Nggak tau Tiara, Bang. Kak Mira juga nggak mau beri alasan. Tiarapun nggak ada ngebahas hubungan Abang sama kak Mira"
"Ooowwhh .. mungkin karena Abang mantan dia, makanya dia ngelarang Tiara temenan sama, Abang"
"Iya mungkin, Bang"
"Apa perlu Abang telfon Mira, Tiara"
"Nggak usah Bang, ntar tambah rumit lagi masalahnya, Bang"
"Iya deh, Tiara" ucapku singkat.
Kamipun mengakhiri telfon, esok malamnya tiba-tiba Mira kerumah aku lagi, untuk membicarakan hubungan kami, tapi aku tetap menolaknya, karena bagi aku penghianatan adalah masalah yang tidak mudah dimaafkan, karena sekali berbuat, suatu saat akan berbuat lagi.
Pas aku lagi bicara sama Mira, tiba-tiba tanpa sepengetahuan aku, Tiara juga datang kerumah aku, padahal sebelumya tiara nggak tau rumah dan alamatku. Aku dan mirapun kaget dengan kedatangan Tiara.