BAIKNYA KALAU ADA MAUNYA
Pas aku pulang kerja, akupun bergegas mandi, tiba-tiba aku nggak melihat handuk.
"Ma, mana handuk? Papa mau mandi nih ma"
"Cari sendiri napa, Pa"
"Udah Ma, tapi nggak ketemu"
"Papa cari sendiri aja, Mama lagi nanggung nih baca cerita, bagus lo ceritanya, Pa"
"Iya deh, tapi Papa baru gajian lo, sekalian sama THRnya satu bulan gajian"
"Ini Pa handuknya sekalian sama sabunnya, Papa mandi gih" ucap istri bergegas menghampiriku.
"Makasih ya, Ma" ucapku sambil senyum nggak Afdhal.
"Iya, sama Papa tersayang" sahut istriku dengan senyum sembringah.
Akupun bergegas mandi dan setelah usai mandi, pakaianpun udah tertata rapi diatas kasur. Setelah pakaian aku pakai, makanan pun udah tersedia diatas meja, begitupun dengan kopi. Nggak seperti biasanya kalau pertengahan bulan atau bulan tua, makan ambil sendiri dan kopi pun buat sendiri.
"Makan lagi, Pa" ucap istri dengan lembut.
"Iya Ma" sahutku pun dengan lembut
Makanan aku makan dengan lahap dengan penuh gairah, setelah makanan habis, kopi pun aku seduh dengan perlahan sehingga mengeluarkan kenikmatan yang tiada tara.
Aku lihat istriku wajahnya mengeluarkan aura positif dan bercahaya sembari melihatku makan dan minum kopi, setelah makanan dan kopi ku habis, perlahan istri ku mendekatiku dan memegang lembut lenganku yang ber otot, dihiasi urat-urat biru, menambah seksinya lenganku.
"Udah siap makannya, Pa,?"
"Udah Ma"
"Gimana masakan Mama, enak nggak,?"
"Enak dong, Ma. Kan istri Papa yang masak, so pasti enak dong" ucapku sambil tersenyum manis.
"Makasih ya, Pa"
"Iya ma" ucapku lembut.
"Pa ...!" Ucap istriku tersenyum.
"Iya Ma ...!"
"Papa ...!" Ucap istriku lagi sambil tersenyum.
"Iya Mama ...!" Ucapku lembut pura-pura lupa.
"Papa gitu ...!"
"Iya .. apa Ma ...?"
"Duitnya mana ...?" Ucap istriku sambil merengek manja.
"Papa belum gajian, Ma" ucapku lembut tanpa rasa bersalah.
"Serius Pa,?"
"Iya, serius Ma, maafin Papa, ya" ucapku dengan perasaan bersalah.
"Nggak ... Papa jahat" ucap istriku kecewa dan meninggalkan ku dan langsung menuju kamar.
Akupun langsung menghampiri istriku kedalam kamar, mencoba membujuknya, tapi bujukan aku nggak mempan, akupun mencoba membiarkannya dan meninggalkannya berharap setelah satu jam ini dia bisa memaafkan aku, satu jam berlalu akupun menghampirinya lagi.
"Ma ...!" Ucapku lembut memegang pundaknya. Tapi istriku cuma diam seribu bahasa tanpa menyahut panggilanku sedikitpun dan membalikkan tubuhnya membelakangiku.
"Ma ...!" Ucapku lagi sambil memegang pundaknya.
"Udah tidur" sahutnya kesel.
"Ma ... Please ... Maafin Papa ya"
"Nggak ...!" Ucapnya simple
"Please Ma, maafin Papa"
"Iya ... Mama maafin, jangan ulangi lagi ya Pa" ucap istriku sambil membalikkan badannya menghadapku.
"Makasih ya Ma, udah maafin Papa" ucapku lembut sambil memegang pipinya.
"Iya Pa" ucap istriku lembut.
"Ma, wik-wik yuk,?"
"Maleess ... Papa puasa satu Minggu ini" ucap istriku nge gas sembari membelakangiku lagi.
"Aduuuhhh, nasib-nasib ...!" Ucapku kecewa berat sambil memegang jidat.
Timit
TTD. Nando Iswan Putra