HUBUNGAN PERNIKAHAN KU SELALU APES (keluar dari mulut buaya, masuk kemulut harimau)
"Pa, angkat tu jemuran" ucap istriku keras dari kamarnya.
"Iya, bentar Ma, Papa lagi gosok baju nih"
"Cepetan, udah mau sore, tinggalin aja dulu gosokannya" ucap keras lagi istriku.
Begitulah cara istriku terus memerintahku kalau udah pulang kerja atau lagi dirumah. Aku selalu sabar menghadapinya, nggak pernah sekalipun aku ngebantahnya. Pas aku siap mengangkat jemuran.
"Papa baru gajian kan,?"
"Iya Ma"
"Udah dikirim belum ke rekening Mama,?"
"Udah Ma"
"Mana buktinya kalau memang udah Papa kirim,?"
Akupun melihatkan bukti pengirimnya kepada istriku.
"Kok cuma empat juta, Pa. Kan gaji Papa enam juta,?" Ucap istriku ngebentak lagi.
"Kan buat pegangngan buat Papa, Ma"
"Papa pegang satu juta aja, kirim lagi sama Mama satu juta lagi"
"Iya Ma" ucapku dengan sedikit kecewa
Akupun langsung mengirim duit ke istriku satu juta dan istriku langsung tersenyum manis kepadaku.
"Makasih ya Pa, Mama sayang banget deh sama Papa"
"Iya ma" ucapku dengan sedikit kecewa dengan perlakuannya.
Sebenarnya aku nggak tahan lagi dengan apa yang diperbuat istriku kepadaku. Tapi demi keutuhan hubunganku, aku terus mencoba untuk bertahan. Bukannya aku bodoh, tapi aku nggak mau gara-gara hal yang sepele kayak gini bisa merusak hubungan kami. Tapi lama-kelamaan kelakuan istriku semakin melunjak.
Entah kenapa aku mau menikahinya itu orang, padahal dari dulu sifatnya selalu kayak gitu, aku berharap setelah menikahinya, dia akan berubah, tapi malah tambah menjadi-menjadi.
Esok harinya, aku ketemu mantan aku yang bernama Lala, Lala sangat berbanding terbalik dengan istriku, Lala orangnya penurut dan nggak neko-neko. Kami putus dulu karena Lala mau kuliah disalah satu universitas daerah pulau jawa, karena kami LDR, jadi kami memutuskan pisah. Setelah aku satu tahun pisah dengan Lala, menikah lah aku dengan Mak lampir. Lala tidak tau kalau aku udah menikah, karena kami udah lose kontak.
"Apa kabar, Bang,?" Ucap Lala dengan wajah bahagia ketemu denganku.
"Baik, La. Lala apa kabar?"
"Lala juga baik, Bang"
"Lala udah menikah,?"
"Belum Bang, kan Lala pulang mau nemuin Abang, rencana mau nikah sama Abang"
Aku sentak terkejut mendengar ucapan Lala. Aku nggak tau mau ngomong apa, yang jelas aku juga masih sayang sama Lala.
"Emang Lala nggak ada calon atau pacar gitu, setelah putus sama Bang,?"
"Nggak ada Bang, setelah Lala putus dengan Abang, Lala nggak pernah buka hati Lala buat orang lain, Bang. karena di hati Lala hanya ada Abang, Abang mau kan menikah dengan Lala,?"
"Ya Allah apa yang harus aku lakukan, sedangkn aku udah punya istri Mak lampir, haruskah aku tinggalkan Mak lampir demi Lala" ucapku dalam hati.
"Kok Abang diam,?" Tanya lembut Lala.
""Nggak ... Nggak ada Lala" ucapku gugup.
"Jangan-jangan Abang udah punya istri ya,?" Tanya Lala dengan wajah sedih.
"Gimana ya La, bukan Abang nggak mau jadi istri Lala. Iya emang bener, Abang udah punya istri"
Mendengar ucapan aku, Lala langsung menangis dan kecewa.
"Jangan nangis La, Abang kira Lala udah punya, karena setelah kita putus Lala ggak ada kabar lagi dan nomor Lala juga nggak aktif lagi"
"Iya, tapi waktu itu hp Lala hilang bang, makanya kita lose kontak"
"Waduuuhh ...!" Ucapku panik.
"Jadi gimana dong sekarang La,?"
"Nggak tau Lala lagi Bang, Abang kan udah menikah, jadi Lala nggak bisa berbuat apa-apa lagi, Bang" ucap Lala terus dalam keadaan menangis.
Akupun langsung memeluk Lala dan ngebujuknya untuk berhenti menangis. Tapi Lala nggak bisa menahan kesedihannya.
"Beneran Lala mau menikah dengan Abang,?"
Lala sentak terhenti dari tangisnya karena terkejut dengan omonganku.
"Istri Abang gimana,?" Ucap Lala shok sembari melepaskan pelukannya dan menatap mataku.
"Mau Abang ceraikan"
"Kok gitu Bang,?" Tanya Lala sambil menghapus air matanya.
Akupun langsung menceritakan semua kronologi hubunganku dengan Mak lampir perparas cantik itu kepada Lala, Lala pun menerima keadaan ku dan aku mengurus penceraian ku dan menikahi Lala, setelah aku menikah dengan Lala, ternyata Lala lebih parah sifatnya dari istriku yang pertama yang aku anggap Mak lampir itu. Hubungan kami berakhir juga dengan perceraian dan akupun menikah lagi.
Timit.
Ttd. Nando Iswan Putra