Cerpen teentang MUKBANG

Halo, gaesss. Jumpa lagi bersama saya, Encun Beibeh di channel mukbang syantik." Aku tersenyum manja ke arah kamera seraya mengibaskan rambut. Tak lupa mengerlingkan sebelah mata seperti biasa saat sedang menyapa viewers. Penonton live streaming hari ini lumayan banyak. Aku semakin semangat bergaya di depan kamera.

"Sekarang Encun lagi ada di taman, mau nyobain bakso pedes gledek Wak Jambrong. Wak, dadah-dadah dulu, Wak." Kamera menyorot kang bakso yang lagi ngisi botol saos. Wak Jambrong melambaikan tangan sambil cekikikan. 

“Wak Jambrong pasti seneng nih, warungnya didatengin cewek cantik jelita yang aduhai semlohay kayak Encun. Ya kan, Wak? Cepetan siapin baksonya, Wak. Encun sudah tak sabar pengen makan. Kalo kelamaan nanti Wak Jambrong-nya aja deh, yang Encun makan.” Wak Jambrong malah ketawa ngakak mendengar candaanku.

“Di sini suasananya lumayan rame ya, gaesss. Biasanya emang taman ini banyak pengunjung. Tempatnya adem, banyak pohon, banyak bunga, banyak yang jualan juga, jadi bisa puas jajan. Taman bermain juga ada. Kayaknya abis makan, Encun mau main perosotan, deh,” ujarku sambil ketawa nakal.

Kuperlihatkan suasana taman yang cukup ramai. Banyak pengunjung menikmati sore sambil menemani anaknya bermain. Ada juga beberapa pedagang di pinggir taman yang lagi melayani pembeli. 

Beberapa saat kemudian, semangkuk bakso istimewa telah terhidang di atas meja. Saatnya mukbang. Aku mengatur posisi kamera supaya mendapatkan hasil gambar yang bagus. Pastinya, efek pencahayaan yang pas sangat diperlukan agar kecantikanku yang paripurna terlihat jelas di tayangan live streaming.

"Oke, gaesss. Akhirnya baksonya dateng juga. Wow, baksonya besar bingits. Hhmmm, kuahnya wangi banget. Aroma bawang gorengnya bikin ngences, sumpah. Liat nih, daun sopnya dengan aroma yang hhhmmm. Kerupuknya dapet sepiring, ntar kalo nggak abis, bisa minta dibungkusin, take away. Hahaha." Aku memamerkan hidangan itu. Siaran langsung ini ditonton ratusan followers. 

"Kita belah dulu baksonya, ya. Tuh ... liat ini, gaesss. Dalam baksonya ada cabe. Cabenya luber, ulala .... Pasti puedes nampol, nih. Mie ini juga keliatannya lembut. Kuahnya nampak seger, ntar mau Encun sruput-sruput sampe kandas. Taburan ayam suwirnya, numpuk. Alamak ooi, mantap sekaleeee. Biarpun mahal, nggak rugi, deh. Kalian semua harus pada nyobain pokoknya." Komentar banjir. Banyak yang mengirim stiker ngences.


"Ini nih, kalo menunya kayak gini, doa makannya harus agak lebih panjang. Semoga Encun nggak keselek dan semoga kuahnya nggak nyiprat ke mata, qiqiqi ...." Tanganku menengadah, melafalkan doa makan.


“Bentar ya, gaesss. Encun mau ngucir rambut dulu, biar nggak nyrimpetin. Encun nggak mau, rambut indahnya Encun yang berkilau dan terawat kena kuah bakso. Tenang aja, kalo rambut Encun diiket, nggak bakalan mengurangi kadar kecantikan, keimutan dan keseksian Encun, kok.”


Kuikat rambut sambil tetap bergaya di kamera. Adegan ngiket rambut yang harusnya simpel, bisa jadi super duper dramatis kalo aku artisnya. Aku semakin senang karena komentar semakin banyak. Komentar juga beragam. Aku mah santuy orangnya. Yang bagus disenyumin, yang julid abaikan. 


"Okelah, Encun Beibeh yang cuantik di seluruh semesta mau makan  dulu ya, gaesss ...."


Dengan pose cantik, tanganku mulai menyendok potongan bakso. Sengaja gerakan kubuat slow motion biar kayak iklan yang di TV-TV itu.  Kubuka mulut lebar-lebar saat akan memasukkan makanan itu. 


Tiba-tiba, seperti jatuh dari langit, sebuah sandal jepit burik nyemplung ke mangkok. Insiden itu terjadi begitu cepat. Spontan kuahnya pada muncrat hingga belepotan di baju. Padahal sesuap bakso pun belum menyentuh mulut. Aku kaget, bahkan sempet melongo.


Apa mungkin doaku kurang panjang? Tadi emang nggak minta biar mangkoknya nggak kemasukan sandal. Aku kan nggak mikir sampe ke situ.


Aku geram. Kucari sumber huru-hara. Sekelompok anak kecil yang tak jauh dari meja memandangku ketakutan. Salah satu dari mereka memeluk bola. Anak itu hanya mengenakan sebelah sandal. Sepertinya sandal itu terlempar saat dia sedang menendang bola.


"Kabur ...." teriak mereka sambil berlari.


Ih ... kesel, kesel, kesel!

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama