PENYESALANKU MEMUTUSKANNYA KARENA BAU KETEK"

 PENYESALANKU MEMUTUSKANNYA KARENA BAU KETEK"

"Ra, kayaknya aku nggak bisa lagi menjalin hubungan lagi sama kamu" ucapku dengan enteng.

"Kok kamu ngomong gitu Yang, kamu becanda ya?" Ucap Rara sambil ketawa tipis.

"Nggak ...!" Sahutku enteng.

"Serius kamu?" Ucap Rara kaget.

"Iya aku serius"

"Salah aku apa, Yang?"

"Kamu nggak salah apa-apa kok" ucapku lagi.

"Jadi?" Ucap Rara rasa nggak percaya dengan ucapanku.

"Ya itu, kita putus Ra"

"Kok gitu Yang, salah aku apa sama kamu, aku nggak mau kehilangan kamu Yang" ucap Rara isteris sambil meneteskan air mata dengan rasa tidak percaya dengan omonganku.

"Kan udah aku bilang sama kamu Ra, kamu tu nggak salah apa-apa. Biasa aja deh, nggak usah nangis kayak gitu" ucapku tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Bang Solihin, aku nggak mau kehilangan mu, aku juga nggak bisa hidup tanpamu Bang Lihin"

"Pokoknya kita putus, titik" ucapku keras membentak Rara.

"Please Bang Lihin, jangan tinggalin aku, kalau aku salah, bilang Bang. Biar aku perbaiki semuanya, Bang"

"Jujur ya Ra, sebenernya aku nggak tahan dengan bau ketek mu, bau ketek mu nyiksa hidung dan bathinku" 

Mendengar ucapanku, Rara langsung tertegun sejenak sambil menghadapkan hidungnya ke ketiaknya.

"Nggak bau kok Bang" Ucap Rara dengan rasa tidak bersalah dengan bau keteknya.

"Bau gitu, masak nggak kecium sama kamu. Jangan-jangan hidungmu udah mati rasa lagi, sama kayak mati rasa cinta dan sayangku kepadamu"

"Kalau nggak percaya cobalah cium Bang" sahut Rara sambil menyodorkan ketiaknya kepadaku.

"Ogah ... Jauh gini udah kecium baunya, apa lagi Deket, bisa pingsan aku, jadi cewek kok bau ketek"

"Kok sekarang Abang ngomongnya, kemaren emang nggak kecium sama Abang?"

"Kecium banget, tapi aku coba bertahan dengan sekuat tenaga berharap kamu berubah, tapi ternyata kamu nggak berubah, makin kesini bau ketiak mu semakin nyesek"

"Kenapa kamu nggak ngomong, kalau aku burket, kenapa sekarang Abang ngomongnya setelah memutus aku" ucap Rara nggak terima dengan omonganku.

"Mau ngomong, tapi takutnya kamu kesinggung sama aku, makanya aku diem. Kan kamunya maksa, makanya aku ngomong"

"Ya udah kalau itu maunya Abang, kita putus. Tapi jangan ngarep besok ya Bang mau balikan sama aku, kalau bau ketek ku udah nggak ada lagi, apapun akan aku lakukan untuk menghilangkan bau ketek ini, walaupun obatnya ke ujung dunia sekalipun akan aku cari, cam kan itu, Bang Solihin"

"Ok ...!" Ucapku simple sembari meninggalkan Rara.

Setahun berlalu, kejombloan aku nggak kunjung berakhir sejak kepergian Rara, entah apa yang terjadi dengan diriku, setiap aku menyatakan cinta sama wanita selalu ditolak dengan alasan yang berbeda, aku juga nggak jelek-jelek amat, gombalan aku juga dasyat, duitku apa lagi, jangankan beli pregedel jagung, beli mie rebus pun aku jabanin seking duitku banyak. Tapi nggak ada yang nyangkut satupun, apakah karma yang menimpaku, akupun tidak tau.

Pas lagi enak-enaknya makan bakso, tanpa sengaja aku bertemu dengan Rara bersama cowok sambil bergandengan tangan, entah disengaja atau tidak oleh Rara, dia duduk di sampingku sambil mengibas-ngibaskan tangannya tepat didepan muka ku sambil memesan bakso.

Ternyata Rara membuktikan omongan kepadaku tentang perubahannya, bau keteknya nggak kecium sedikitpun olehku, yang kecium cuma bau wangi yang sangat lembut dan menambah nafsu makanku. 

Berbanding terbalik dengan Rara dulu, walaupun udah pake parfum, tapi tetap aja baunya nggak enak dan berasa buat aku mau muntah dan wajahnya juga sedikit kucel.

Wajah Rara pun bertambah cantik dan ayu, entah kenapa aku memutuskannya dulu, coba aja aku nggak memutuskannya, mungkin jomblo tiada akhir ini nggak akan terjadi.

Aku lihat Rara semakin mesra dengan cowok itu, dia bercanda, tertawa dan mesra tepat disampingnya tanpa menghiraukan aku, bathin ku sentak tertatih, jiwaku merana dan aku patah hati. Akupun mencoba untuk menahan sesak di dada ini, tapi apalah dayaku semuanya tak terbendung lagi.

tidak terasa air mata ini keluar tetes demi tetes dan akhirnya aku putuskan untuk pergi dari tempat itu sambil mengusap air mata penyesalanku.

Timit

TTD. Nando Iswan Putra

BAWANG KAMPONG

Assalamu'alaikum? Nama saya adalah Muhammad Nasir, umur 30 dan saya kelahiran kota langsa, aceh

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama